Thursday, January 30, 2020

Sejarah Lahirnya NU

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejarah hari lahir NU terjadi 93 tahun silam, tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Pendirian NU digagas para kiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya.
Selain K.H. Wahab Chasbullah, pertemuan para kiai itu juga merupakan prakarsa dari K.H. Hasyim Asy’ari. Yang dibahas pada waktu itu adalah upaya agar Islam tradisional di Indonesia dapat dipertahankan. Maka, dirasa perlu dibentuk sebuah wadah khusus.
Sebenarnya, upaya semacam itu sudah dirintis Kiai Wahab jauh sebelumnya. Bersama K.H. Mas Mansur, seperti ditulis Ahmad Zahro dalam buku Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masail 1926-1999 (2004), Kiai Wahab mendirikan Nahdlatul Wathan yang artinya “kebangkitan tanah air" pada 1914.
Martin van Brulnessen dalam buku berjudul NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru (1994) menyebut bahwa, boleh dibilang, Nahdlatul Wathan merupakan sebuah lembaga pendidikan agama bercorak nasionalis moderat pertama di Nusantara.

Sebagai catatan, Nahdlatul Wathan versi Kiai Wahab dan Kiai Mas Mansur berbeda dengan lembaga bernama serupa yang didirikan Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Lombok, Nusa Tenggara Timur, pada 1953.

Ir. Soekarno anti Zionis Israel

JIKA dilihat dari letak geografis, sebenarnya Israel masih masuk di kawasan Asia. Untuk itulah seharusnya negara tersebut bisa ikut berpartisipasi, pada ajang Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta-Palembang.

Namun, sayang Israel tidak tampil pada pentas Asian Games tahun 2018. Tentu saja banyak yang bertanya-tanya, mengapa?

Padahal beberapa negara timur tengah seperti Palestina dan Suriah, semuanya mengikuti pesta olahraga tingkat Asia ini.

Melihat dari rekam jejak sejarah, rupanya Indonesia menjadi negara pertama yang tidak mengizinkan Israel bertanding di pentas Asian Games.

Pada tahun 1962, waktu itu presiden RI pertama Soekarno, menolak Israel untuk ikut berpartisipasi pada ajang Asian Games IV yang diselenggarakan di Jakarta.

Hal itu tak lain karena kedekatan Indonesia dengan Palestina, dan aksi pemboikotan ini menjadi bentuk solidaritas Indonesia terhadap Palestina.

Waktu itu Indonesia juga tengah gencar memberikan dukungan moral terhadap Palestina.

Hal itu menjadi awal mulai Israel mulai diasingkan dari pentas ini, meski pada tahun berikutnya 1966 dan 1970, Israel kembali diperbolehkan mentas di Asian Games, yang digelar di Bangkok Thailand.

Lalu pada ajang Asian Games berikutnya tahun 1974 di Teheran, Israel juga kembali mengalami hal serupa, atlet dan negara Israel medapatkan persekusi dan semi boikot dari beberapa negara Arab.

Israel boleh ikut serta pada ajang ini, namun atlet-atlet dari negara Arab menolak untuk bertanding dengan atlet dari Israel, atas dasar solidaritas.

Berawal dari pemboikotan yang dilakukan Indonesia, hingga pengucilan oleh negara-negara arab telah memicu reaksi besar.

Pada tahun 1974 dan 1978 di Asian Games yang digeral di Bangkok, pemboikotan atas Israel kembali dilakukan.

Pemboikotan ini tidak dilakukan oleh tuan rumah Thailand, namun secara langsung dilakukan oleh Asian Games Federation (AFG), selaku organisasi resmi Asian Games.

Akibat pemboikotan ini, Presiden Komite Olimpiade Israel waktu itu Joseph Inbar marah besar pada AFG.

Namun, dengan tegas AFG menyatakan pemboikotan tersebut, hal ini didasari atas pertimbangan Dewan, yaitu tujuh negara Arab dan China yang memutuskan mendepak Israel.

Bahkan didepaknya Israel tersebut juga membuat heboh internasional, sebuah koran yang berbasis di Rusia,Petersburg Times mewartakan pemboikotan Asian Games atas Israel pada 26 Juli 1976.

Pada 1982, pada gelaran Asian Games di India, AFG benar-benar tak memasukan Israel di dalamnya, keputusan ini juga diperkuat oleh IAAF (Federasi Atletic Amatir International).

Dilansir New York Times, putusan tersebut dihasilkan dari kongres pada tahun 1983, menyebutkan "Voting Kongres menghasilkan 374-10 untuk keputusan mendukung pelarangan Israel tampil di Asian Games 1982.

Akibat boikot besar-besaran tersebut kini Isarael kesulitan tampil di pentas Asian Games, bahkan ditolak dalam beberapa ajang seperti Mediterranean Games (1951) dan Arab Games (1974).

Biografi singkat KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah)

KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggal dunia pada, Minggu 2 Februari 2020 pukul 20.55 WIB. Adik kandung Presiden ke-4 RI KH Abdu...